Bagi Anda para warga DKI Jakarta pasti sudah tahu Jalan HOS Cokroaminoto merupakan jalan penghubung utama antara wilayah Jakarta Pusat dengan Jakarta Selatan, namun apakah Anda sudah tau tentang sejarah jalan tersebut?
Jalan yang diambil dari nama salah satu pahlawan nasional Indonesia dan tokoh pergerakan nasional Haji Oemar Said Tjokroaminoto ini sebelumnya bernama Javaweg (Djalan Dawa) sebelum melalui beberapa perubahan nama. Perubahan pertama terjadi di tahun 1957, ketika Djalan Djawa berubah nama menjadi Djalan HOS Tjokroaminoto dan berubah ejaan menjadi Jalan HOS Cokroaminoto pada tahun 1972. Ujung selatan dari jalan ini pada akhirnya diperpanjang pada tahun 1970an dengan dibuatnya jembatan yang menyebrangi sungai dan pada akhirnya terhubung dengan Jalan Rasuna Said yang pada saat itu baru saja dibangun.
Ketika Anda menyusuri Jalan HOS Cokroaminoto, akan ada banyak bangunan bersejarah yang dapat Anda temukan, salah satunya seperti SDN 01 Gondangdia, yang sekitar tahun 1960 dinamai sebagai SD Argentina, walaupun tidak ada siswa asal Argentina yang bersekolah di sekolah tersebut. Nama itu merupakan pemberian Presiden Soekarno untuk menghormati hubungan bilateral Indonesia-Argentina.
Kawasan Jalan HOS Cokroaminoto dulu juga merupakan kawasan pertokoan dengan depot, toko sembako, toko kelontong selain Cikini dan Dukuh Atas, di kawasan Jalan HOS Cokroaminoto ini lah dulu warga sekitaran Menteng mencari barang-barang harian yang dibutuhkan. Foto dibawah ini menunjukkan perbandingan antara Javaweg di tahun 1941 dan Jalan HOS Cokroaminoto di tahun 2020, terlihat bangunan No. 111 s/d 117, dan hanya tersisa bangunan No. 113 yang masih berdiri sampai sekarang ini.
Jalan HOS Cokroaminoto ini juga menjadi jalan bagi rumah-rumah yang besar dan mewah. Jika Anda ingin menjual atau membeli rumah, Ray White Menteng siap membantu Anda! Ingat Hunian, Ingat Ray White!
Sumber: thejakartapost.com, detik.com, Kompas.com
Share